Yakin Dengan Kemampuannya Terlepas dari Top Speed M1, Fabio Quartararo Khawatirkan Espargaro dan Kecepetan Aprilia

Admin

GPMandalika
- Quartararo menutup paruh pertama musim ini sebagai pemuncak klasemen dan unggul 21 poin atas Aleix Espargaro. Namun demikian, El Diablo menegaskan bakal terus menekan hingga batas pada sisa balapan tahun ini.

Juara dunia MotoGP 2021 itu mengatakan tidak ingin mengubah pendekatannya dalam mengejar gelar 2022. Menurutnya, apa yang dilakukannya sejauh ini menjadi yang terbaik untuk mencapai tujuan.

“Saya mendapatkan lebih banyak pengalaman. Ketika saya menjadi seorang pemimpin di klasemen dan unggul dua poin atas Joan Mir, saya berpikir tentang gelar,” kata Quartararo seperti dilansir GPOne.

“Di sisi lain, sejak tahun lalu saya mulai berpikir tentang memenangi setiap balapan dan saya mulai tak peduli dengan gelar juara dunia.

“Memiliki keunggulan lima atau 35 poin di klasemen, yang saya butuhkan adalah menang. Tahun ini sama. Saya pikir ini adalah pengalaman karena sudah memimpin klasemen.”

Espargaro menjadi lawan terdekat Quartararo dalam perburuan titel MotoGP. Kemunculan sosok Spaniard jelas pernah diperhitungkannya sejak awal musim. Alhasil, peningkatan yang ditunjukkan Aprilia juga menjadi ancaman besar bagi pembalap 23 tahun itu.

“Rival terberat saya? Sebelum musim di mulai saya menyebut nama Pecco (Francesco Bagnaia). Sekarang, dalam beberapa balapan terakhir, dia kehilangan banyak poin. Tapi, saya yakin dia akan konsisten di barisan depan pada paruh kedua musim ini,” ujarnya.

“Namun, Aleix Espargaro terlihat lebih konsisten saat ini. Bahkan, dia sangat rutin memperebutkan podium. Saya yakin dia akan selalu berada di barisan depan.”

Fabio Quartararo telah memperpanjang kontrak bersama Yamaha, setelah diyakinkan terhadap proyek pabrikan garpu tala. Padahal, ia selalu mengeluhkan top speed YZR-M1 sebagai yang terburuk dibandingkan motor lainnya.

Akan tetapi, perubahan yang ingin dilakukan Yamaha meluluhkan hati sang pembalap untuk terus bertahan bersama skuad berbasis di Iwata, Jepang tersebut.

“Ketika Anda memenangi gelar bersama sebuah tim dan musim berikutnya Anda tidak alami peningkatan seperti yang diinginkan, otomatis Anda memiliki keraguan,” ucapnya.

“Saya telah memilih proyek terbaik dan meyakini Yamaha akan menjadi tim terbaik untuk beberapa tahun ke depan.”

Tahun ini, Quartararo juga telah belajar banyak sepanjang berjalannya kejuaraan dunia Grand Prix, terutama dari Marc Marquez yang masih menjadi pembalap terbaik di MotoGP.

“Saya belajar banyak dari Marc di trek. Berada 25 lap di belakang Marc, berada dekat dengan dia, tanpa melakukan banyak kesalahan, Anda benar-benar belajar banyak,” katanya.

“Luar biasa apa yang saya pelajari darinya dan apa yang saya dapatkan.”

Komentar