Pecco menjadi pembalap kedua Italia dalam era modern balap motor Grand Prix yang berhasil membubuhkan tiga kemenangan beruntun (hat-trick), setelah finis di depan juara dunia bertahan Fabio Quartararo serta Jack Miller.

Tambahan 25 poin mendekatkan Bagnaia kepada Aleix Espargaro, dengan kedua pembalap kini dipisahkan jarak 12 poin. Sementara itu, Italiano terpaut 44 poin dari Quartararo pada klasemen MotoGP 2022.

“Saya mencoba start sebaik mungkin. Tapi saya juga melakukan kesalahan dengan gigi karena saya masuk ke tikungan pertama dengan gigi ketiga,” ucap Bagnaia mengutip MotoGP.com.

“Tapi bagaimanapun, saya sangat senang karena itu adalah salah satu (balapan) yang paling sulit tahun ini. Saya tidak kompetitif sampai di FP4. Saya berjuang untuk menjadi cepat dan akhirnya kami berhasil melakukan pekerjaan.

”Francesco Bagnaia menghabiskan sebagian besar jalannya perlombaan dengan penampilan yang sangat dominan. Serupa performanya ketika mendominasi balapan di Assen dan Silverstone.

Saat ini, sang pembalap Ducati sudah mengoleksi lima kemenangan. Jumlah itu dua kali lebih banyak ketimbang Quartararo, yang baru tiga kali naik podium tertinggi.

Dengan tujuh seri tersisa, peluang Bagnaia untuk merebut gelar juara masih terbuka. Meski terasa sulit dalam meredam konsistensi El Diablo hingga penghujung musim.

“Saya kira, ya itu adalah momen terbaik saya. Karena dalam situasi kritis, kami mengubah momen itu dengan cara yang baik,” ucapnya.

“Kami membuat langkah yang baik. Kami mengerti apa yang harus ditingkatkan dan saya pikir saya melakukan kemajuan di depan pada area itu.

“Mungkin terlalu dini untuk mengatakan sesuatu, tunggu saja akhir pekan depan, tunggu saja akhir tahun untuk memahami area di mana saya harus bekerja lagi.”

Lebih lanjut, Bagnaia menuturkan bahwa sebelum balapan, dirinya sempat berkomunikasi dengan Stoner. Rider pemakai nomor #63 itu juga mengungkapkan dukungan tiada henti dari Rossi.

“Ya, saya berbicara lagi dengan Vale dan Casey akhir pekan ini,” ucapnya.

“Dengan Vale lebih seperti mentor saya, dia selalu memberi saya saran tentang ban dan dia mengatakan kepada saya untuk tidak menggunakan ban soft. Dan saya pun memakai ban depan soft.”

Stoner diungkapkan Bagnaia membantunya untuk memahami situasi lebih baik. Ini berdasarkan pengalaman bersama Ducati, serta berkaca dari menonton lomba di televisi.

“Dia merasakan sesuatu dan itu seperti mengomentari pengalamannya. Saya mencoba untuk melihat apakah saya mencoba sesuatu tentang pengalamannya, dan di akhir pekan ini mungkin ada sesuatu yang membantu saya,” tuturnya.