Tak Mampu Menjinakkan KTM RC16, Gardner dan Fernandez Dicuekin Tech3
by
Admin
•
GPMandalika - Gardner-Fernandez menjadi pendatang baru yang paling dinantikan performanya dalam MotoGP 2022. Datang sebagai juara dunia dan runner-up, kedua pembalap diprediksi bakal berbicara banyak sepanjang musim ini.
Tetapi, hasil balapan mereka justru jauh dari kata menggembirakan. Gardner baru mengumpulkan sembilan poin, sementara Fernandez mengemas lima angka. Keduanya pun tercecer pada peringkat P23 serta P24.
Raihan itu terasa kontras jika dibandingkan Marco Bezzecchi yang diusung Mooney VR46 Racing Team. Hingga seri Assen, Bezz sudah mengantongi 55 poin. Bahkan, anak didik Valentino Rossi ini berhasil podium di MotoGP Belanda.
Beberapa pekan terakhir, ketegangan terasa di dalam garasi Tech3. Ini juga menyangkut masa depan Gardner dan Fernandez yang masih belum jelas. Lalu, terjadi pergantian personel yang ditugasi untuk mendampingi pembalap.
Esteban Garcia, mantan crew chief Maverick Vinales yang menjabat sebagai Direktur Teknis Tech3, telah digantikan oleh manajer proyek senior KTM, yakni Sebastian Risse.
“Ini adalah proses internal di dalam KTM untuk membuat orang-orang bergerak dan bekerja dengan tim pabrikan, bekerja juga dengan Tech3, yang diperlakukan sebagai operasi pabrikan yang tepat oleh KTM, dan tidak ada apa pun di belakangnya,” tutur Poncharal mengutip Speedcafe.
“Ini hanya sebuah organisasi yang bergerak, dan mudah-mudahan menjadi lebih baik.”
Kendati demikian, perubahan struktur manajemen balap rupanya tak begitu disambut suka cita. Gardner secara blak-blakan mengungkapkan keluh kesahnya lantaran KTM tidak membuat kemajuan berarti dibandingkan rival.
“Menurut saya, semua orang telah membuat langkah luar biasa sebagai pabrikan dan saya tidak berpikir kami berhasil membuat langkah itu tahun ini,” ucap putra legenda Grand Prix 500cc, Wayne Gardner, tersebut.
“Saya mencoba bekerja sebaik mungkin dengan KTM. Saya ingin bertahan di paddock ini, tetapi saat ini saya benar-benar tidak tahu.”
Menanggapi perkataan Gardner, Poncharal menjelaskan bahwa seorang rookie tak pernah mudah menjalani musim debutnya dalam kejuaraan dunia MotoGP. Tahun pertama adalah soal bagaimana pembalap beradaptasi.
“Kami sangat bangga dengan apa yang telah dilakukan Raul dan timnya,” ucap Poncharal setelah sang Spaniard mencetak poin beruntun di Catalunya dan Sachsenring.
“Balapan pertama tahun ini sangat menantang. Namun, kami tidak pernah menyerah, selalu terus mendorong, sementara kami tetap menundukkan kepala dan tidak terlalu peduli dengan kritik atau komentar konyol.”
“Musim pemula tidak pernah mudah, dan selalu dibagi menjadi dua. Bagian pertama tahun ini adalah tentang belajar, dan yang kedua adalah tentang menerapkan pembelajaran Anda.”
Tags:
Menyiapkan Tautan
Mohon tunggu beberapa saat. Klik tombol di bawah ini jika tautan sudah berhasil dibuat.
Mohon Tunggu…
Komentar