Namanya Menghilang dari Grid MotoGP 2023, Andrea Dovizioso Konfirmasi GP22 Jadi Musim Terakhirnya
by
Admin
•
GPMandalika - Usai berpisah dengan Ducati pada 2020, Dovi menjalankan peran sebagai test rider Aprilia hingga pertengahan 2021, sebelum kemudian bergabung ke tim satelit Petronas SRT (kini bernama RNF Racing) untuk MotoGP 2022.
Sayangnya, performa Italiano tak menggigit seperti dulu. Hingga seri Assen, raihan terbaiknya hanya finis P11 di Portugal. Sang pembalap pun terpuruk pada peringkat ke-22 klasemen sementara, baru mengantongi 10 poin.
Apa yang dialami Dovizioso terasa kontras jika dibandingkan Fabio Quartararo. Juara dunia bertahan itu sudah mengoleksi tiga kemenangan, serta tengah memuncaki klasemen dengan torehan 172 angka.
Dalam wawancara kepada MotoGP.com, Dovi mengungkapkan rencana untuk meninggalkan paddock Grand Prix selepas tahun ini. Baginya lebih baik angkat kaki, ketimbang hanya sekadar menjadi pelengkap grid.
“Yang pasti, saya tidak akan balapan,” tuturnya.
“Saya selalu mengatakan jika saya tidak akan kompetitif, saya tidak ingin berada di sini.
“Jadi tidak ada alasan. Apalagi setelah 20 tahun. Saya tidak pernah mencoba untuk memiliki tempat pada tahun depan.
“Saya benar-benar santai tentang hal itu. Saya sudah melakukan setengah tahun dari balapan tahun lalu. Saya sudah pernah mencoba (pensiun), jadi saya baik-baik saja tentang itu.”
Selain buruknya hasil perlombaan, Dovizioso mendapati dirinya dengan M1 yang tak sangat berbeda dari apa yang diharapkannya. Pria berusia 36 tahun itu harus berjuang keras dalam menemukan feeling terhadap kuda besinya.
“Setiap balapan sangat sulit karena saya start di belakang, yang makin memperumit banyak hal. Saya tidak pernah tidak kompetitif dalam karier saya,” ucapnya.
“Ini sesuatu yang baru dan berbeda bagi saya, yang menjadi kenyataan balapan demi balapan.”
Yamaha yang digebernya Dovi adalah motor yang sangat berbeda dibandingkan Ducati, di mana dia mampu melakukan hal-hal hebat — terutama menjadi penantang kuat Marc Marquez pada 2017 sampai 2019.
Versi teranyar M1 hanya bisa dikendalikan oleh satu gaya berkendara, berkat Quartararo yang berhasil melakukannya dengan baik. Tetapi bagi penunggang Yamaha lainnya, mereka tidak mudah untuk beradaptasi.
“Yamaha sangat bagus dalam pengereman dan maju ke depan, namun kesulitan dalam aspek lain. Jika Anda tidak mengendarai seperti Quartararo, sulit untuk bersaing,” kata Dovizioso.
“Jika dia menang, itu berarti Anda bisa kencang. Tapi jika pembalap lain mengeluh, itu berarti tidak banyak cara untuk menjadi kompetitif.
“(Franco) Morbidelli dan saya, misalnya, berkendara dengan sangat berbeda, namun hasil kami serupa.”
Menyiapkan Tautan
Mohon tunggu beberapa saat. Klik tombol di bawah ini jika tautan sudah berhasil dibuat.
Mohon Tunggu…
Komentar