Adik Valentino Rossi Kalah dari Pembalap Akademi VR46, Luca Marini Merasa Paruh Kedua MotoGP 2022 akan Lebih Berat

Admin

GPMandalika
- Pembalap Mooney VR46 Racing itu mengakhiri paruh pertama dengan sedikit rasa kecewa. Ia memang mengoleksi 52 poin dan bertengger di peringkat ke-15 klasemen.

Namun, rapornya tepat sebelum libur musim panas kalah dari duetnya, Marco Bezzecchi. Debutan MotoGP 2022 itu unggul tiga poin dan yang paling penting, ia sudah menjangkau podium perdana dalam karier di level premier.

Sukses Bezzecchi mengunci peringkat kedua MotoGP Belanda, tentu membuat Marini iri sekaligus termotivasi untuk mengukir prestasi serupa.

Adik Valentino Rossi tersebut menemukan kenyamanan menggeber Desmosedici GP22, sebelumnya sulit dijinakkan.

“Sekarang, saya merasa nyaman di atas motor, dengan feeling luar biasa setiap kali masuk ke trek dan memang itu yang saya inginkan. Itu alasan saya bekerja keras setiap hari untuk lebih baik, mengatasi kelemahan-kelemahan saya dan menjadi pembalap lebih baik,” katanya dilansir La Gazzetta dello Sport.

“Saya kelelahan pada awalnya, balapan-balapan pertama tidak mudah. Tapi, saya sangat berkembang, menemukan kecepatan dan hasil.”

Selama enam putaran pertama, Marini tak mampu berada di antara deretan 10 besar. Proses adaptasi yang lama dengan motor terbaru versi pabrikan sangat disesali.

“Saya punya penyesalan untuk beberapa balapan awal karena sangat sulit. Saya kurang senang dan tidak tahu kenapa. Saya merasa bisa kencang dan berkendara dengan baik, nyatanya kehilangan waktu,” ia menuturkan.

“Lalu situasi berbalik dan itu kenapa saya memberi nilai tujuh untuk musim saya sejauh ini. Jika bisa menempatkan semua hal (baik) bersama sepanjang akhir pekan, melakukan kualifikasi dengan baik, start bagus dan pace juga bagus, saya kira bisa menjangkau podium.

“Saya punya ikatan baik dengan tim dan itu bagus. Saya kira kompetisi di Eropa berikutnya akan lebih baik karena kami punya lebih banyak waktu bersama dan mendapatkan banyak hal bersama.”

Pemuda 24 tahun itu meneropong peta persaingan setelah jeda kompetisi. Dengan sembilan seri tersisa, semua pasti berlomba-lomba memetik poin. Ini didukung dengan kru yang punya waktu banyak untuk memperbaiki bagian yang kinerjanya kurang optimal.

“Saya menunggu bagian kedua pada musim berat, dengan banyak pembalap kompetitif bertarung untuk podium. Saya siap mendapatkan yang maksimum, tapi itu MotoGP yang sangat sulit karena banyak yang mengendarai motor pabrikan atau sangat dekat dengan spesifikasi itu,” katanya.

“Mereka dalam kondisi mendapat hasil bagus juga tim-tim independen. Itu satu hal luar biasa untuk olahraga kami, tapi hal tersebut membuat duel lebih ketat.”

Komentar