Menolak Lupa Lorenzo Ungkap Betapa Sulitnya Melawan Rossi dan Marquez

Admin


GPMandalika - Legenda MotoGP Jorge Lorenzo mengungkapkan betapa sulitnya menghadapi Valentino Rossi dan Marc Marquez yang membuatnya sangat frustrasi.

Lorenzo berkarier di kategori MotoGP (2008 sampai 2019) pada waktu yang tepat ketika beberapa juara dunia masih berada di kejuaraan. Pembalap asal Spanyol itu juga berkesempatan bertarung dengan talenta muda yang dipromosikan ke kelas premier, seperti Marquez.

Naik ke MotoGP sebagai rekan setim Rossi di skuad pabrikan Yamaha, Lorenzo mendapatkan banyak referensi dan mempelajari semua data yang dimiliki salah satu pembalap terkuat di grid membuatnya sangat cepat beradaptasi.

Namun, X-Fuera menegaskan tak mudah menghadapi Valentino Rossi yang sangat menyatu dengan Yamaha YZR-M1.

Begitu juga melawan Marc Marquez yang tampil superior bersama Honda sejak debutnya pada 2013 lalu. Bahkan, harus memanfaatkan musim buruk The Baby Alien demi merebut gelar, selebihnya harus merelakan gelar kepada Marquez.

“Pada balapan akhir pekan Anda tidak boleh membuat kesalahan, jadi Anda harus menikmati seluruh latihan yang ada,” kata Lorenzo seperti dilansir Motosan.

“Saya sangat menuntut. Yang saya suka adalah kemenangan. Ketika Anda harus bertarung dengan Valentino Rossi atau Marc Marquez, rasa stres sangat besar, tetapi kepuasan setelah berhasil menang atas mereka benar-benar luar biasa.

“Marc merevolusi kejuaraan dunia. Kami cepat, tetapi kami tidak terlalu suka bertarung. Dia selalu ingin menang dan dia memberi kami semangat tambahan. Kami tidak punya pilihan selain menekan hingga batas. Jika tidak, maka dia akan menang.”

Jorge Lorenzo mengaku beruntung bisa berada di MotoGP, sebuah kejuaraan yang menjadi tujuannya sejak kecil. Terlebih dapat satu trek dengan pembalap-pembalap berbakat dan berhasil merebut gelar juara dunia dari mereka semua.

“Pada usia 10 tahun saya sudah bermimpi, karena telah membalap di Jerez atau Valencia. Pada usia 13-14 tahun, saya memenangi Kejuaraan Eropa dan Derbi sudah mulai tertarik pada saya,” ujarnya.

“Saya mengatakan pada diri sendiri, ‘Saya bisa sampai di sana’. Pada usia 12-13 tahun, Anda menjalani segalanya lebih intens, lalu Anda terbiasa.

“Selama bertahun-tahun Anda melihatnya lebih sebagai pekerjaan. Pada usia 28-30, saya memutuskan untuk beralih ke Ducati agar merasa sedikit lebih hidup. Sayangnya, tidak berubah seperti yang diharapkan karena berbagai keadaan.”

Bersama Ducati, Jorge Lorenzo sempat kesulitan karena itu menjadi pertama kalinya mengendarai motor dengan mesin model V4. Tapi, ketika mulai terbiasa, Lorenzo memperlihatkan kemampuannya.

“Mugello jadi sirkuit favorit saya. Saya sangat mencintai trek itu, tapi Mugello juga memiliki hal spesial bagi saya. Di sana saya meraih kemenangan pertama bersama Ducati, itu sungguh sangat bersejarah,” ucapnya./*

Komentar