Jorge Lorenzo Ungkap Salah Satu Kelemahan Ducati

Admin


GPMandalika - Legenda MotoGP Jorge Lorenzo menyebut, Ducati akan sulit merebut gelar juara dunia jika tidak memiliki pembalap yang sangat kuat.

Tidak ada yang menyangsikan bila Ducati saat ini menjadi motor terbaik di grid Kejuaraan Dunia MotoGP. Walaupun, Aprilia yang terlihat mulai bersinar juga tidak bisa dianggap enteng.

Selama bertahun-tahun, Suzuki dikenal dengan balans fantastis dan performa yang konsisten. Tanpa kekuatan besar atau top speed impresif, Suzuki GSX-RR mampu merebut gelar juara dunia pembalap (Joan Mir) dan tim pada MotoGP 2020. Sayang, tahun depan mereka takkan ada lagi di grid MotoGP.

Mulai MotoGP 2023, Aprilia akan memiliki tim satelit sehingga akan ada empat Aprilia RS-GP di grid tahun depan. Hal sebaliknya dialami Yamaha. Mereka akan kehilangan dua motor setelah WithU RNF Racing lebih memilih Aprilia mulai musim depan.

Seperti Honda, Yamaha saat ini juga menjadi motor yang “sulit dipahami” oleh para pembalapnya. Jika Honda memiliki Marc Marquez (Repsol Honda) yang saat ini juga masih kesulitan, maka Yamaha memiliki juara dunia Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).

Faktanya, saat ini Quartararo juga cukup kesulitan dengan Yamaha YZR-M1. Penyebabnya apalagi jika bukan top speed yang masih di bawah Ducati.



Kendati datang ke Sirkuit Mugello, GP Italia, dengan status pemimpin klasemen MotoGP, agak berat bagi El Diablo untuk mengulang kemenangannya di lokasi yang sama pada 2021 lalu.

Melihat situasi saat ini, pembalap asal Prancis itu sepertinya justru lebih berpeluang besar mengulang pengalaman buruknya saat finis di P9 pada balapan pembuka di Qatar, saat berlangsungnya GP Italia pada Minggu (29/5/2022) nanti.

Lawan terberat Quartararo di pada lomba di GP Italia nanti siapa lagi jika bukan Ducati, yang di Mugello menurunkan sembilan pembalap: masing-masing dua dari keempat tim (satu pabrikan dan tiga satelit) serta sati wildcard.

Namun begitu, meskipun saat ini Ducati menjadi referensi pabrikan lain dari sisi teknis, untuk level pembalap pabrikan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, tersebut terkesan jalan di tempat sejak 2007, tepatnya saat Casey Stoner merebut gelar juara dunia MotoGP.

Jorge Lorenzo menilai dari sejumlah problem mengapa Ducati kesulitan merebut gelar juara dunia adalah tidak adanya pembalap dengan kapasitas kampiun yang mampu mengeluarkan semua potensi Desmosedici.

“Apa yang saya katakan mungkin terdengar arogan. Tetapi itulah yang saya lihat saat ini,” ucap juara dunia MotoGP tiga kali (2010, 2012, 2015) yang kini menjadi komentator DAZN tersebut.

“Ducati memiliki sejumlah pembalap yang sangat kuat dan mereka yang disiapkan untuk kelas MotoGP di masa depan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak memiliki pembalap sekaliber Marc Marquez atau Casey Stoner untuk memenangi gelar.

“Saya tidak bilang mampu merebut gelar untuk mereka. Tetapi jika saya memiliki waktu cukup, saya pasti akan berusaha mewujudkannya,” ucap Lorenzo yang pernah dua musim membela tim pabrikan Ducati pada 2017 dan 2018, sebelum mundur pada akhir 2019.

Menurut Jorge Lorenzo, para pembalap seperti Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci, Jack Miller, dan Francesco Bagnaia (pembalap tim pabrikan Ducati antara 2019 sampai 2021, hingga musim ini) tidak mampu mengeksploitasi seluruh potensi Desmosedici GP./*

Komentar